Kegiatan Setelah Pensiun - Trader vs Investor?

Sebagai seorang purnakaryawan saya sering ditanya bagaimana cara saya mengembalikan pendapatan yang berkurang setelah pensiun. Selain menulis dan mengajar sesuai dengan talenta atau bakat saya, saya juga menginvestasikan uang pesangon saya ke dalam berbagai kendaraan investasi, salah satunya di saham. "Loh, bukannya saham itu sangat berisiko dan tidak cocok untuk pensiunan?" tanya seorang kawan saya.

Semua instrumen investasi pasti memiliki risiko dan saham sering dikonotasikan sebagai high risk sehingga tidak banyak orang yang mau menginvestasikan uangnya di saham. Sebenarnya pendapat tersebut tidaklah 100% benar. Yang berisiko tinggi itu jika Anda sebagai trader apalagi trader harian dan Anda sendiri belum memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai untuk menganalisa pergerakan pasar. Tetapi jika Anda bertindak sebagai seorang investor, maka risiko itu bisa diminimalisir.

Perbedaan mendasar antara seorang trader dan investor dapat dilihat pada kolom di bawah ini:



dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa ada beberapa keuntungan atau kelebihan jika Anda berperan sebagai seorang trader yaitu tidak membutuhkan modal yang besar karena Anda bermain dalam jangka pendek sehingga perputaran uang sangat cepat, dan hasil keuntungannya bisa langsung terlihat dan bisa segera dinikmati.

Tetapi dari pengalaman saya, jika kegiatan setelah pensiun menjadi seorang trader itu sangat melelahkan dan menguras emosi karena Anda setiap saat harus memantau pergerakan harga saham yang begitu fluktuatif dari waktu ke waktu. Selain itu, dengan seringnya bertransaksi maka biaya yang Anda keluarkan juga akan jauh lebih tinggi karena setiap transaksi dikenakan fee dan pajak penjualan.

Sebaliknya, jika kegiatan setelah pensiun sebagai investor kita bisa lebih santai dan tidak terlalu khawatir dengan pergerakan harga jangka pendek karena tujuan kita untuk jangka menengah atau jangka panjang, yang penting pilihan saham kita sudah tepat.

Keuntungan Investasi di Saham

Dua keuntungan yang kita dapat ketika berinvestasi di saham yaitu: capital gain (keuntungan akibat naik turun harga saham) dan deviden (pembagian keuntungan). Sebagai contoh jika tahun lalu (tahun 2016) Anda membeli saham BJBR (Bank Jabar Banten) harga per lembarnya masih dikisaran Rp 800/lembar. Jika pada waktu itu Anda punya uang 1 milyar maka Anda bisa memiliki 1.250.000 lembar saham atau 12.500 lot (1 lot = 100 lembar saham). Hari ini ketika tulisan ini ditulis (April 2017) harga sahamnya sudah melonjak menjadi Rp 2.200 bahkan sempat menyentuh di kisaran Rp 3000 an. Berarti investasi Anda sudah tumbuh sekitar 275% dalam waktu 1 tahun belum lagi ditambah pembagian deviden sekitar 4-5% (rata-rata deviden 2%)

Selain saham BJBR yang harga sahamnya melonjak begitu tinggi, ada juga saham PPRO (PP Properti anak usaha PTPP) yang naik lebih dari 400%, saham INAF (Indo Farma) dan SMBR (Semen Baturaja) naik lebih dari 750%.

jadi saran saya, kegiatan setelah pensiun jangan ragu dan jangan takut untuk berinvestasi di saham. Mau jadi seorang trader atau investor, semua tergantung pilihan Anda (Saya pribadi memilih menjadi investor) yang penting sesuaikan dengan karakter dan kemampuan Anda serta mau terus belajar dan menambah pengetahuan tentang investasi saham. Pilihlah kegiatan setelah pensiun untuk dapat terus aktif & bermanfaat bagi sesama.

Selamat berinvestasi,
Sulaiman Budiman CFP© , baca biodatanya klik ini
Fasilitator Trading Saham & Reksadana dan Keuangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Persiapan Pensiun Jasa Tirta I

Hidup Setelah Pensiun: Kena Tipu?